Sebagai salah satu variasi instrumen investasi, valuta asing (valas) atau yang kerap kali dikenal dengan istilah forex (foreign exchange) masih dianggap berisiko tinggi bagi sejumlah masyarakat Indonesia.

Bermacam elemen menyebabkan investasi valas cenderung dihindari masyarakat, terlebih dari kalangan pemodal biasa. Salah satu elemen tersebut ialah kurangnya tool untuk memantau pergerakan skor valas yang sungguh-sungguh fluktuatif.

Kekurangan ini sangat dinikmati oleh Mahar Indera Adityawarman, CEO sekaligus founder dari layanan platform forex trading asal Yogyakarta bernama Portofolio. Berangkat dari pengalamannya sebagai trader dalam instrumen derivatif, Indera yang juga pernah menikmati asam garam bursa valas memperhatikan peluang bagi keberadaan platform untuk memfasilitasi cara kerja transaksi forex trading secara komputerisasi. Baca pelbagai Artikel Forex disini.

Lewat Portofolio, Indra berniat menyediakan akses aplikasi keuangan yang menurutnya masih minim di Indonesia. Dia juga mau platform buatannya dapat memberikan dorongan untuk cara kerja edukasi perihal strategi berinvestasi di masyarakat yang menurutnya masih rendah.

Indera berpendapat bahwa literasi keuangan yang rendah adalah permasalahan pelik di masyarakat awam. Menurutnya, situasi ini adalah salah satu penyebab mengapa kasus pembohongan investasi bodong yang memakan kerugian hingga Rp100 triliun bisa terjadi.

Banyaknya korban yang berguguran akibat investasi bodong ini ikut serta melandasi tekad Indra untuk membuat komunitas trading di tahun 2011, serta sempat mengajar secara full-time di tahun 2015. Baru pada tahun 2017, Indra mencoba memakai pelaksanaan edukasi tersebut dalam wujud produk digital, yang ia harapkan bisa membantu lebih banyak orang.